MATERI 2
MEMPERKENALKAN DIRI DAN ORANG LAIN
DALAM FORUM RESMI
Kelas X
|
Semester Ganjil
|
Standar Kompetensi
2. Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan
bercerita
|
Kompetensi Dasar
2.1.
Memperkenalkan diri dan orang lain di dalam forum resmi dengan intonasi yang
tepat
|
Tujuan Pembelajaran:
1. Secara Kognitif siswa
dapat:
·
Memahami unsur-unsur dalam memperkenalkan diri dan orang
lain.
·
Menggunakan kaliamat efektif dalam memperkenalkan diri dalam
forum resmi
|
2. Secara Afektif siswa
dapat:
·
Mengikuti kegiatas KBM dengan penuh antusias
·
Mengkomunikasikan permasalan yang belum dipahami
·
Memperjelas pendapat atau penjelasan yang disampaikan orang
lain atau guru
·
Membentuk pendapat untuk menanggapi suatu permasalahan
·
Menunjukkan sikap sopan dan santun saat memperkenalkan diri
dalam forum resmi
|
3. Secara Psikomotorik
siswa dapat:
·
Mendesain sendiri kerangka perkenalan diri dan orang lain
dalam forum resmi.
·
Melakukan kegiatan memperkenalkan diri dan orang lain dalam
forum resmi yang dipraktekkan langsung di depan kelas
|
Jenis tagihan
PraktIk
|
Memperkenalkan diri dapat
diartikan memberikan informasi atas identitas diri atau kualifikasi
seseorang (E. Kusnadi H., 2009: 8). Forum-forum resmi yang memiliki sesi
perkenalan diri adalah diskusi. Dalam diskusi, seorang moderator memulai
perannya dengan memperkenalkan diri. Demikian juga dengan para pembicara atau
pemakalahnya serta peserta diharapkan memperkenalkan diri sebelum mereka
melakukan tugas dan kewajibannya. Dengan adanya perkenalan tersebut diharapkan
pembicaraan akan terjalin lebih komunikatif.
1. Unsur-unsur dalam
Memperkenalkan diri
Perhatikan contoh-contoh kalimat perkenalan di
bawah ini!
a. Perkenalkan, nama saya
Mery. Saya peserta didik kelas X SMAN 3 Solo. Saya mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler teater dan pramuka. Saya pun aktif di OSIS sebagai humas. Dalam
diskusi kali ini saya berperan sebagai moderator.
b. Selanjutnya, saya
perkenalkan pembicara utama yang telah hadir di antara kita. Bapak yang duduk
di samping saya ini adalah Drs, Zanuar Aryanto, M.Pd. Bapak Zanuar dilahirkan
di Solo, empat puluh lima tahun yang lalu. Bapak Zanuar menamatkan S-2nya di
Universitas Negeri Semarang. Jabatan Beliau saat ini adalah wakil kepala
sekolah bidang kepeserta didikan. Bapak berhobi tenis ini akan memaparkan
makalahnya yang berjudul “Peserta didik sehat, Prestasi Meningkat”
c. Saudara-saudara yang kami
hormati, Dalam seminar ini, kami menghadirkan Bapak B. Mahendra, seorang
pengajar tanaman obat lembaga Pengembangan Tanaman Obat di International Herbal
Center IHC). Beliau pengajar tetap di lembaga tersebut sejak tahun 2004. Beliau
dilahirkan 22 Februari 1975 di Ambon. Beliau meraih gelar sarjana dari Fakultas
Pertanian, Universitas Pattimura tahun 1998 dalam bidang keahlian Ilmu Tanah.
Buku-buku hasil karyanya antara lain Mahkota Dewa, Budidaya dan
Pemanfaatan untuk Obat, Menanggulangi SARS dengan Tanaman Obat, dan Manfaat
Bumbu Dapur sebagai Obat.
Contoh kalimat perkenalan
di atas biasa digunakan dalam forum resmi. Dari contoh-contoh tersebut
dapat dilihat bahwa unsur-unsur dalam perkenalan antara lain nama, tanggal
kelahiran, pendidikan, pengalaman, prestasi, hasil karya, dan kegiatan yang
dilakukan. Kalian juga dapat menambahkan hal lain seperti alamat, usia, dan
lain-lain. Yang terpenting adalah tidak berlama-lama dalam perkenalan karena
kegiatan yang lebih inti bukan pada perkenalannya.
2. Tata cara Perkenalan Diri
dalam Forum Resmi
Memperkenalkan diri dalam
forum resmi tidaklah mudah. Selain dibutuhkan keberanian dan kemampuan
berbicara di muka umum, dibutuhkan juga pengetahuan kebahasaan yang cukup,
serta latihan terus –menerus. Agar dapat memperkenalkan diri dengan baik,
berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a. Menggunakan kata sapaan
secara tepat dan efektif, tidak berlebihan
Sapaan yang digunakan
harus tepat sesuai dengan orang-orang yang hadir. Jika yang hadir lebih tua
dari kita, kita bisa menggunakan Bapak-bapak/Ibu-ibu, jika yang
hadir sebaya dengan kita, kita menggunakanSaudara-saudara atau Teman-teman.
Selain tepat, sapaan yang digunakan juga harus efektif dan tidak
berlebihan. Para Bapak-bapak, para Ibu-ibu, para hadirin adalah
penggunaan yang tidak efektif. Sapaan yang lebih efektif adalah Bapak-bapak,
Ibu-ibu, hadirin.
b. Menggunakan pilihan kata
secara tepat
Ketepatan dalam
menggunakan kata akan menjadikan informasi yang kita sampaikan lebih jelas dan
berkesan.
Cermati contoh berikut :
1) Saya pun aktif di
OSIS sebagai humas (tepat)
Saya pun sibuk di
OSIS sebagai humas (kurang tepat)
2) Terlebih dulu, saya akan
memperkenalkan diri (tepat)
Terlebih dulu, aku akan
memperkenalkan diri (kurang tepat)
c. Menggunakan struktur
kalimat secara benar
Struktur kalimat yang
benar adalah yang unsur-unsurnya lengkap. dengan unsur-unsur yang lengkap,
kalimat akan mudah dipahami para pendengar.
contoh :
1) Nama saya Mery Astiti
(lengkap)
Nama Mery Astiti (tidak
lengkap)
2) Saya bertugas sebagai
humas (lengkap)
Saya humas (tidak lengkap)
d. Memperhatikan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda
Dalam ragam bahasa lisan,
unsur-unsur ekspresi, intonasi, nada, dan gerak-gerik muncul dan mendukung
terhadap pemahaman atau maksud yang ingin disampaikan (Erwan Juwara, 2009 : 3) .
Oleh karena itu dalam berbahasa lisan harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) Lafal, berkaitan dengan
bagaimana kita mengucapkan bunyi-bunyi bahasa dengan benar. Dalam melafalkan
bunyi bahasa harus jelas, tidak boleh tertukar dengan bunyi-bunyi bahasa lain.
Misalnya p dengan b, t dengan d, o dengan u, dan lain-lain. Miasalnya kita mengucapkan republik atau repoblik,
Indonesia atau Endonesia,
Bogor atau mbogor,
dan lain-lain.
2) Tekanan, berkaitan dengan
keras lembutnya ucapan. Hal yang penting dan memiliki makna tersendiri perlu
dilafalkan dengan tekanan keras, sedang bagian yang kurang penting cukup
dilafalkan dengan lembut. Kalimat yang sama, jika diberikan tekanan pada bagian
yang berbeda, maka akan berbeda pula maknanya. Perhatikan kalimat-kalimat
berikut :
a. Profesor Sanjaya ini adalah alumni dari
Universitas Indonesia.(bukan profesor yang lain)
b. Profesor Sanjaya ini
adalah alumni dari Universitas Indonesia. (bukan universitas yang
lain)
3) Intonasi, berkaitan dengan
naik turunnya lagu kalimat. Penggunaan intonasi sangat penting karena akan
membuat pembicaraan lebih menarik dan berkesan, tidak monoton. Dengan intonasi
yang berbeda, kalimat yang sama bisa berbeda pula maknanya. Hal ini sebagaimana
yang tampak pada kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah.
4) Jeda adalah perhentian,
baik jeda sementara maupun jeda tetap ketika kita sedang berbicara. Jeda dapat
digunakan untuk mengatur napas dan mengatur pembicaraan, terutama untuk
mengucapkan kalimat-kalimat yang panjang sehinga tidak terkesan ngos-ngosan.
Ketika memberikan penjedaan haruslah tepat yaitu harus mempertimbangkan
kelompok kata yang merupakan kesatuan makna. Penjedaan yang kurang tepat akan
merancukan makna kalimat.
Contoh :
Seperti yang
telah saya bacakan dalam susunan acara di awal/ acara yang berikut ini/
merupakan acara pokok yang telah kita tunggu/ yakni ceramah tentang bahaya
Narkoba /yang akan disampaikan oleh Dr. Aryanti Setyaningrum /yang
sekarang telah hadir di hadapan kita//
e. Menggunakan kalimat yang
efektif
Kalimat yang efektif
memiliki ciri jelas, tidak berlebihan, logis, dan tidak terkontaminasi.
Kalimat dikatakan jelas apabila mudah dipahami orang lain, tidak ambigu atau
menimbulkan penafsiran ganda. Kalimat yang tidak berlebihan adalah kalimat yang
singkat atau tidak bertele-tele. Kalimat yang logis adalah kalimat yang bisa
diterima akal. Sedangkan kalimat yang tidak terkontaminasi adalah kalimat
yang tidak mengalami kerancuan. Kerancuan adalah pencampuradukan
bentuk bahasa dalam konsruksi yang satu dengan bentuk dalam konstruksi yang
lain sehingga menghasilkan konstruksi yang salah.
Agar lebih jelas
perhatikan kalimat-kalimat berikut :
1) Dalam seminar kali ini
akan membahas masalah kenakalan remaja .(tidak jelas)
Dalam seminar kali ini kita akan membahas masalah kenakalan
remaja.(jelas)
2) Saya sebagai moderator
sangat berterima kasih sekali atas partisipasi Bapak-bapak dan ibu-ibu
semua.(berlebihan).
Saya sebagai moderator sangat berterima kasih atas partisipasi
Bapak dan Ibu semua.(lebih singkat)
3) Waktu dan tempat saya
persilakan. (tidak logis)
Kepada Bapak Wibisono saya persilakan. ( logis)
4) Cerpen-cerpen karya Ibu
Saskia ini semakin hari semakin banyak disukai orang.(rancu).
Cerpen-cerpen karya Ibu Saskia ini hari demi hari banyak
disukai orang.(efektif)
Cerpen-cerpen karya Ibu Saskia ini semakin lama semakin
banyak disukai orang.(efektif)
f. Memperhatikan vokal,
gerak, dan mimik
Vokal berkaitan dengan
cara mengucapkan kata atau kalimat. Kata atau kalimat harus diucapkan dengan
jelas dan tepat.
Beberapa tips untuk
melatih teknik vokal yang baik, yaitu:
1) Tarik nafas panjang secara
perlahan - lahan lewat hidung, tahan nafas di diafrakma atau perut sebentar,
hembuskan perlahan - lahan lewat mulut. Ulangi kegiatan ini sebanyak mungkin.
2) Ulangi kegiatan di atas
tetapi pada saat menghembuskan nafas keluarkan bunyi vokal a - a - a - a - a (
sepanjang nafas ). Ulangi lagi, lalu keluarkan bunyi u - u - u - u - u dan seterusnya
untuk vokal - vokal lain.
3) Ulangi kegiatan tersebut
tetapi keluarkan bunyi suku kata ka, ki, ku, ke, ko, dan lain - lain.
4) Ulangi kegiatan tersebut
tetapi keluarkan bunyi suku kata, misalnya, kaka, lala, lalu, cuka, kaku, sasa,
dan lain – lain.
5) Terakhir lakukan lagi
kegiatan tersebut tetapi keluarkan dengan mengucapkan kalimmat dalam satu
helaan nafas ditambah tekanan, tempo, nada, intonasi yang baik.
Pada saat berbicara di
depan orang banyak apalagi dalam forum resmi biasanya gugup. Hal ini dapat disebabkan
oleh banyak hal, misalnya karena kita tidak menguasai materi, karena tidak
terbiasa. Karena tidak fasih berbahasa lisan dan lain sebagainya. Untuk itu,
ketika kiata ingin berbicara di depan umum kita harus melakukan persiapan yang
matang, seperti membaca dan menguasai atau menambah wawasan tentang materi yang
akan kita sampaikan, berlatih teknih vokal yang baik, berusaha mempelajari dan
meningkatkan kemampuan berbicara atau berbahasa lisan dengan baik.
Tips untuk menghilangkan
kegugupan, diantaranya adalah:
a. Sebelum naik panggung atau
ke depan pentas berdoalah terlebih dahulu. Melangkah ke depan dengan percaya
diri walau mungkin jantung Anda berdebar kencang.
b. Setelah di depan pentas,
tariklah nafas panjang - panjang lalu pandanglah audiens mulai dari sisi kanan,
tengah sampai sisi kiri selintas sambil tersenyum,
c. Kemudian ucapkan salam
kepada audiens secara jelas, lantang, tegas, dengan tempo yang tidak terlalu
cepat. Pada saat ini usahakan wajah tetap tersenyum dan pandangan ke arah
audiens. Dengan ini audiens pasti menjawab salam Anda dan dalam hal ini secara
tidak disadari Anda telah menarik perhatian audiens. Setelah ini pasti
kepercayaan diri akan bertambah dan sedikit demi sedikit kegugupan Anda akan
menghilang.
g. Menggunakan Bahasa Baku
Pada saat memperkenalkan diri atau orang lain
Bahasa Baku Pada saat
memperkenalkan diri atau orang lain dalam forum resmi tentu saja kita harus
menggunakan bahasa indonesia yang baku atau formal. Ragam bahasa baku atau
formal ini mempunyai ciri sebagai berikut :
a. Memiliki kemantapan
dinamis, maksutnya ragam bahas ini mempunyai kaidah dan aturan yang tetap.
Tetapi, kemantapan ini tidak kaku melainkan cukup luwes. Sehingga memungkinkan
perubahan - perubahan yang bersistem dalam perkembangannya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang makin modern.
b. Memiliki sifat
kecendikiaan. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf dan satuan bahasa lainnya
mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal.
c. Memiliki proses
penyeragaman kaidah baik dari pemilihan dan penulisan kata, tanda baca,
struktur kaliamat, dan lain - lain.
Bahasa Baku memiliki empat fungsi yaitu:
a. Fungsi pemersatu
b. Fungsi pemberi kekhasan
c. Fungsi pembawa kewibawaan
d.
Fungsi sebagai kerangka acuan
Ciri-ciri bahasa baku
1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
Contoh :
Baku Tidak baku
Saya -
gue
Merasa -
ngerasa
Ayah -
bokap
Dimantapkan -
dimantapin
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Contoh :
Baku Tidak baku
Banyak guru -
banyak guru-guru
Itu benar -
itu adalah benar
Kesempatan lain - lain kesempatan
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
Contoh :
Baku Tidak baku
Bagaimana -
gimana
Begitu –
gitu
Tidak -
nggak/gak
Menelpon -
nelpon
4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
Contoh :
Baku Tidak baku
Ia mendengarkan radio - ia denganrkan radio
Anak itu menangis - anak
itu nangis
Kami bermain bola di lapangan - Kami
main bola di lapangan
5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Contoh :
Baku Tidak baku
Sehubungan dengan - sehubungan
Terdiri atas/dari - terdiri
Seorang pasien - seseorang
pasien
Dan lain sebagainya - dan sebagainya
Siapa namamu ? - siapa
namanya?
6. Tidak mengandung makna ganda, tidak rancu
(ambigu)
Contoh :
Baku Tidak baku
Menghemat waktu - mempersingkat
waktu
Mengatasi berbagai ketinggalan - mengejar
ketinggalan
7. Tidak mengandung arti pleonasme (penggunaan kata yang
berlebihan)
Contoh :
Baku - Tidak baku
Para juri -
para juri-juri
Mundur -
mundur ke belakang
Pada zaman dahulu - pada
zaman dahulu kala
Hadirin -
para hadirin
8. Tidak mengandung hiperkorek
Contoh :
Baku -
Tidak baku
Khusus - husus
Sabtu –
saptu
Syah - sah
Masyarakat -
masarakat
Akhir -
ahir
DAFTAR
PUSTAKA:
H, E. Kusnadi, Andang
Purwoto dan Siti Aisah. 2009. Belajar
Efektif Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
http://ngasukaweruh.blogspot.co.id/2013/08/materi-memperkenalkan-diri-dan-orang.html
(diakses tanggal 12 Setember 2016)
Juwara, Erwan,
Eriyandi Budiman dan Rita Rochayati. 2009. Berbahasa Indonesia dengan
Efektif 1 untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Bahasa.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar