MATERI 8
LEMBAR KERJA MENGAPRESIASI
KARYA SASTRA
BERUPA CERITA PENDEK
(CERPEN)
Kelas X
|
Semester Ganjil
|
Standar Kompetensi
1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan
secara langsung dan tidak langsung
6. Membahas cerita pendek melalui kegiatan diskusi
7. Memahami wacana sastra melalui
kegiatan membaca puisi dan cerpen
|
Kompetensi Dasar
1.2. Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara langsung/ melalui rekaman
6.1 Mengemukakan hal-hal
yang menarik atau mengesankan dari cerita pendek melalui kegiatan
diskusi
6.2 Menemukan nilai-nilai
cerita pendek melalui kegiatan diskusi
7.2. Menganalisis keterkaitan
unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari
|
Petunjuk lembar kerja siswa mengapresiasi cerita
pendek!
1. Bentuklah kelompok kerja
yang terdiri atas 3-4 orang siswa dan tunjuklah salah satunya sebagai ketua
kelompok!
2. Pilihlah salah satu cerpen
yang paling menarik berdasarkan kesepakatan/hasil musyawarah kelompok. Cerpen
dapat anda peroleh dari proses literasi atau studi pustaka di perpustakaan
sekolah, media cetak ataupun buku kumpulan cerpen.
3. Diskusikanlah cerpen
tersebut dengan anggota kelompok anda untuk menganalisis unsur-unsur
pembangunnya dan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam karya sastra
tersebut.
4. Sebagai bahan
pertimbangan, maka perhatikanlah contoh format lembar kerja mengapresiasi karya
karya sastra berupa cerita berikut ini!
FORMAT LEMBAR KERJA MENGAPRESIASI
KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK (CERPEN)
Perhatikanlah film pendek berikut!
Nama sekolah
| |
Nama siswa
| |
Kelas
| |
Judul cerpen
|
Perihal
Orang Miskin yang Berbahagia
|
Karya
|
Agus
Noor
|
Tema
|
Kehidupan
Ekonomi
|
1. Analisis Tokoh
Identifikasi peran tokoh
|
Nama Tokoh
|
Alasan
|
a. Tokoh Utama
|
Orang miskin
|
Karena
tokoh orang miskin adalah tokoh yang paling sering muncul dan merupakan tokoh
yang menjadi pusat perhatian pengarang dalam cerita.
|
b. Tokoh Sampingan
|
1) Aku
2) Anak-anak orang miskin
3) Istri orang miskin
|
Karena
tokoh-tokoh ini adalah tokoh-tokoh yang mendukung pengembangan peristiwa-peristiwa
atau kejadian-kejadian yang dialami
tokoh utama.
|
2. Analisis Penokohan
Nama Tokoh
|
Identifikasi Karakter dan Karakteristik Tokoh
|
Bukti Pendukung
|
1. Orang miskin
|
Ulet
Pekerja keras
Idealis
Suka
melamun
|
· orang miskin itu di kenal ulet
· ia mau bekerja serabutan
apa saja
· Untunglah, sekarang
saya sudah resmi jadi orang miskin,” ujarnya sembari menepuk-nepuk dompet di
pantat teposnya, di mana Kartu Tanda Miskin itu dirawatnya. “Ini bukti kalau
aku orang miskin sejati.”
· Diam-diam aku suka
mengintip rumah orang miskin itu ia sering melamun sementara
anak-anaknya yang dekil bermain riang menahan lapar
|
2. Tokoh aku
|
Iri
Suka
mengintip
|
· Aku selalu iri menyaksikan kebahagian mereka
·
Diam-diam aku suka mengintip rumah orang miskin itu ia sering
melamun sementara anak-anaknya yang dekil bermain riang menahan lapar
|
3. Anak-anak orang miskin
|
Suka
membatu orang tua
|
·
Tapi, seringkali kuperhatikan ia begitu bahagia, ketika
anak-anaknya memberinya recehan. Hasil dari mengemis.
|
4. Istri orang miskin
|
Tabah
|
·
beruntung sekali orang miskin itu punya istri yang tabah
|
3. Analisis Latar
Jenis Latar
|
Identifikasi Latar
|
Bukti Pendukung
|
Tempat
|
Rumah orang miskin
Warung
Rumah
sakit
|
·
Diam-diam aku suka mengintip rumah orang miskin itu
·
Pernah suatu malam kami
nongkrong di warung pinggir kali
· Ketika tubuhnya digerogoti penyakit, dengan enteng orang
miskin itu melenggang ke rumah sakit.
|
Waktu
|
Sore hari
Malam hari
|
·
Suatu sore aku melihat orang miskin itu menikmati teh pahit bersama
istrinya
· Pernah suatu malam kami
menongkrong di warung pinggir kali
|
Suasana
|
Bahagia
Sedih
|
· Mereka pun tertawa.
Aku selalu iri
menyaksikan kebahagiaan mereka.:
·
Kadang-kadang, ketika merasa sedih dan
lapar, orang miskin itu suka mengibur diri di depan kaca dengan
gerakan-gerakan badut paling lucu yang tak pernah bisa membuatnya tertawa.
|
4. Analisis Alur
Jenis alur yang dipakai
pengarang dalam mengembangkan cerita pendek “perihal orang miskin yang bahagia
adalah alur campuran. Alur jenis ini adalah gabungan dari alur maju dan
alur mundur. Penulis pada awalnya menyajikan ceritanya secara urut dan kemudian
pada suatu waktu, penulis menceritakan kembali kisah masa lalu atau flashback.
Sebagaimana terdapat dalam beberapa kutipan cerita berikut:
Kutipan 1:
Ia
pernah mendatangi dukun, berharap bisa mengubah garis buruk tangannya. “Kamu
memang punya bakat jadi orang miskin,” kata dukun itu. “Mestinya kamu
bersyukur, karena tidak setiap orang punya bakat miskin seperti kamu.”
Kudengar, sejak itulah, orang miskin itu berusaha konsisten miskin.
Kutipan 2:
Orang
miskin itu pernah kerja jadi badut. Kostumnya rombeng, dan menyedihkan.
Setiap
menghibur di acara ulang tahun, anak-anak yang menyaksikan atraksinyaselalu
menangis ketakutan.
Kutipan 3:
Ada
lagi satu cerita, yang suka diulangnya padaku: Suatu malam ada seorang pencuri
menyatroni rumah orang miskin. Mengetahui hal itu, si miskin segera sembunyi.
Tapi pencuri itu memergoki dan membentaknya, “Kenapa kamu sembunyi?” Dengan
ketakutan si orang miskin menjawab, “Aku malu, karena aku tak punya apa pun
yang bisa kamu curi.”
Adapun tahapan-tahapan
alur yang ditampakkan dalam verta pendek tersebut adalah:
Jenis tahapan alur
|
Kronologi cerita
|
Pengenalan
|
Kegembiraan orang
miskin yang telah mendapatkan pengakuan resmi sebagai orang miskin dengan
mendapatkan Kartu Tanda Miskin dari pemerintah.
|
Konflik
|
Menceritakan
kisah-kisah perjuangan orang miskin untuk menjadi orang kaya namun
kenyataannya impiannya itu tidak tercapai.
|
Klimaks
|
Menceritakan
kisah-kisah perjuangan, baik senang dan dukanya menjadi orang miskin yang
sejati dan kebanggaannya menjadi orang miskin.
|
Peleraian
|
Menceritakan tentang
kisah sulitnya pemakaman orang miskin dan seringnya orang miskin menjadi
olok-olokan warga sekitarnya.
|
Solusi atau
penyelesaian
|
Menceritakan nasib
buruk yang akhirnya menimpa orang miskin tersebut.
|
5. Analisis Sudut Pandang
Sudut pandang yang
digunakan pengarang dalam cerpen “Perihal Orang Miskin yang Bahagia” adalah sudut pandang orang pertama pelaku
sampingan. Dalam cerita tersebut tokoh yang menjadi pusat perhatian atau
tokoh utamanya adalah Orang miskin sementara tokoh aku hanya sebagai tokoh
pendamping atau tokoh pembantu dalam cerita. Hal ini dapat terlihat jelas dalam
kutipan berikut:
Diam-diam aku suka mengintip rumah orang miskin itu. Ia sering
duduk melamun, sementara anak-anaknya yang dekil bermain riang menahan lapar.
“Kelak, mereka pasti akan menjadi orang miskin yang baik dan sukses,” gumamnya.
Suatu sore, aku melihat orang miskin itu menikmati teh pahit bersama istrinya.
Kudengar orang miskin itu berkata mesra, “Ceritakan kisah paling lucu dalam
hidup kita….” “Ialah ketika aku dan anak-anak begitu kelaparan, lalu
menyembelihmu,” jawab istrinya.
Mereka pun
tertawa.
Aku selalu
iri menyaksikan kebahagiaan mereka.
6. Amanat
Amanat merupakan
ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca
melalui karyanya. Adapun amanat yang terdapat dalam cerita pendek “Perihal
Orang Miskin yang Bahagia” adalah:
1. Jangan jadikan status ,oskin sebagai alasan untuk tidak mau berusaha
2. Jangan
menyalahgunakan layanan “Kartu Tanda Miskin” untuk hal-hal yang tidak benar.
3. Janganlah
malu untuk mengakui kemiskinan. Jadikan kemiskinan itu menjadi motivator untuk
berusaha lebih keras agar mendapat kehidupan yang lebih baik.
7. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik suatu
cerita dapat berupa kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan yaitu
keadaan masyarakat baik itu ekonomi, sosial, budaya, politik pada saat karya
sastra diciptakan. Cerita pendek “Perihal Orang Miskin yang Bahagia”
menceritakan tentang sebuah kondisi masyarakat yang terpuruk dalam kemiskinan.
Pengarang begitu bernafsu ingin menceritakan kisang yang dianggkat dari kondisi
seorang yang miskin tetapi dia merasa bahagia karena status kemiskinannya telah
diakui oleh pemerintah. Kritik sosial
yang ingin ditampilkan pengarang dalam cerita ini adalah pemerintah mengakui
bahwa masyarakat di negaranya masih banyak mengalami kondisi kemiskinan. Selain
itu muncul sebuah anggapan bahwa untuk menjadi miskin di republik ini, tidak
cukup hanya dengan sekedar pakaian kumal, gubug reyot, perut yang senantiasa
kelaparan. Tapi dibutuhkan pula selembar keterangan atau identitas yang
menyatakan bahwa dia benar-benar miskin, yang dikeluarkan oleh kepala desa atau
kepala kelurahan.
8. Nilai-Nilai Kehidupan dalam Sastra
Nilai-nilai kehidupan yang
terdapat dalam cerita pendek “Perihal Orang Miskin yang Bahagia” dapat berupa:
Identifikasi nilai-nilai kehidupan dalam sastra
|
Deskripsi
|
Nilai ekonomi
|
Kebanyakan dari orang miskin bekerja sebagai
pengemis untuk mendapatkan penghasilan dalam mencukupi kebutuhan hidupnya.
Walaupun di era modern ini tidak semua pengemis adalah orang miskin.
|
Nilai sosial
|
Orang miskin biasanya dipandang hina oleh orang
lain yang lebih mampu. Padahal mereka juga sebagai manusia yang perlu
dihargai dan dihormati. Lebih terhormatnya seseorang adalah yang mau membantu
orang lain yang sedang kesusahan atau kesulitan
|
Nilai moral
|
Seseorang hendaknya tidak perlu merasa iri pada
orang lain. Tapi harus bisa belajar dari orang lain agar mendapat kehidupan
yang lebih baik. Tidak perlu banyak mengeluh menghadapi kenyataan hidup.
Berani mengakui diri dan instrospeksi diri agar menjadi manusia yang lebih
maju.
|
Setelah mengamati contoh analisis di atas maka pilihlah salah satu film pendek berikut untuk anda analisis sebagaimana contoh di atas!
1. Film pendek "Cinta Shubuh"
1. Film pendek "Cinta Shubuh"
2. Film Pendek "Gara-Gara Facebook"
3. Film pendek "Andai Seragam Bisa Bicara"
4. Film pendek "Telat"
3. Film pendek "Andai Seragam Bisa Bicara"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar