MATERI 7
TEKNIK DAN CARA MEMBACA PUISI
Kelas X
|
Semester Ganjil
|
Standar Kompetensi
7.
Memahami wacana sastra melalui
kegiatan membaca puisi dan cerpen
|
Kompetensi Dasar
7.1.
Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat
|
Tujuan
Pembelajaran:
1. Secara Kognitif siswa
dapat:
·
Memahami Teknik membaca puisi dengan memperhatikan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat
|
2. Secara Afektif siswa
dapat:
·
Mengikuti kegiatas KBM dengan penuh antusias
·
Mengkomunikasikan permasalan yang belum dipahami
·
Menghargai dan meghormati orang lain dalam mengkreasikan
diri membaca puisi
·
Menunjukan akhlak mulia atau kearifan lockal lainnya yang
dapat mengidentifikasi karakter bangsa.
|
3. Secara Psikomotorik
siswa dapat:
·
Melaksanakan kegiatan membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan,
dan intonasi yang tepat
|
Jenis tagihan
Praktikum
|
E. Kusnadi (2009 : 83)
menjelaskan bahwa membaca puisi atau membaca nyaring sebuah puisi tergolong
dalam bentuk membaca indah. Tujuan membaca puisi tidak hanya untuk kepuasan si
pembaca saja, tetapi juga untuk memberikan kepuasan
pada pendengarnya.
Membaca puisi merupakan
sebuah seni, yakni seni memahami sesuatu nilai keindahan bahasa sebuah karya,
baik untuk diapresiasi maupun ditampilkan (Erwan Juhara, 2009 : 57). Pembacaan
puisi pada dasarnya harus dilakukan dengan baik agar pesan dari puisi dapat
tersampaikan kepada pendengar. Membaca puisi tidak bisa dilakukan dengan cara
sembarangan melainkan ada teknik dan cara-caranya.
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam membacakan puisi, antara lain adalah pelafalan,
intonasi dan ekspresi. Kegiatan membaca puisi sendiri mengacu pada dua hal
yaitu membaca puisi untuk diri sendiri dan membaca untuk orang lain. Membaca
puisi di depan orang lain dianggap lebih sulit apalagi untuk pemula. Meskipun
demikian, baik buruknya cara membacakan puisi di depan orang lain tergantung
pada membaca puisi untuk diri sendiri.
Sri Utami (2008 : 85)
menerangkan cara agar dapat membaca puisi dengan baik perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
a) Interpretasi (penafsiran)
Untuk memahami sebuah puisi
kita harus dapat menangkap simbol-simbol atau lambang-lambang yang dipergunakan
oleh penyair. Bila kita salah dalam menafsirkan makna simbol/lambang, kita
dapat salah dalam memahami isinya.
b) Teknik vokal
Untuk pengucapan yang komunikatif
diperlukan penguasaan intonasi, diksi, jeda, enjambemen, dan lafal yang tepat.
c) Performance (penampilan)
Dalam hal ini pembaca puisi
dituntut untuk dapat memahami pentas dan publik. Pembaca puisi juga dapat menunjukkan
sikap dan penampilan yang meyakinkan. Berani menatap penonton dan mengatur
ekspresi yang tidak berlebihan. Selain itu, pembaca puisi harus memperhatikan pula
irama serta mimik. Mimik merupakan petunjuk apakah seseorang sudah benar-benar
dapat menjiwai atau meresapkan isi puisi itu. Harmonisasi antara mimik dengan
isi (maksud) puisi merupakan puncak keberhasilan dalam membaca puisi.
A. Teknik dan Cara Membaca Puisi
Membaca puisi untuk orang
lain pada dasarnya sama dengan memgkonkretkan sebuah puisi, baik dalam bentuk
audio maupun visual. Pembacaaan demikian disebut deklamasi. Deklamasi akan
melibatkan unsur pembaca, pendengar, dan puisi yang dibaca. Pembaca memiliki
peran yang sangat dominan dalam menghidupkan puisi agar dapat dinikmati
pendengar. Maka dari itu, dalam membaca ada beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti, alat ucap, faktor kebahasaan, dan faktor-faktor non
kebahasaan. Dengan menguasai ketiga faktor tersebut akan memudahkan dalam
berdeklamasi.