Senin, 01 Agustus 2016

MATERI 3 MEMBACA CEPAT TEKS NON SASTRA

MATERI 3
MEMBACA CEPAT TEKS NON SASTRA

Kelas X
Semester Ganjil
Standar Kompetensi
3. Memahami berbagai teks bacaan  nonsastra dengan berbagai teknik membaca
Kompetensi Dasar
3.1  Menemukan ide pokok berbagai teks  nonsastra dengan teknik membaca cepat   (250 kata/menit)
Tujuan Pembelajaran:
1.     Secara Kognitif siswa dapat:
·         Memahami pengertian dan ciri-ciri kalimat utama (ide pokok) dan kalimat penjelas (ide penjelas)
·         Memahami teknik membaca cepat
2.    Secara Afektif siswa dapat:
·         Mengikuti kegiatas KBM dengan penuh antusias
·         Mengkomunikasikan permasalan yang belum dipahami
·         Memperjelas pendapat atau penjelasan yang disampaikan orang lain
·         Membentuk pendapat untuk menanggapi suatu permasalahan
·         Menunjukan akhlak mulia atau kearifan lockal lainnya yang dapat mengidentifikasi karakter bangsa.
3.    Secara Psikomotorik siswa dapat:
·         Melaksanakan kegiatan membaca cepat untuk menemukan ide pokok dalam berbagai teks
·         Menemukan ide pokok dari berbagai teks dengan teknik membaca cepat
·         Menunjukkan bukti kebenaran dari ide pokok yang ditemukan.
Jenis tagihan
Ulangan Harian 2


A.  Teks Non Sastra
Teks nonsastra adalah teks yang bukan imajinatif, bukan karya sastra, bukan karya khayal.Misalnya artikel, berita.
Perbedaan teks sastra dan nonsastra
Karangan fiksi (Sastra)
Karangan nonfiksi (Non Sastra)
·         Bersifat khayal atau imajinatif.
·         Menggunakan bahasa sastra.
·         Menggunakan pilihan kata, kalimat dan gaya bahasa.
·         Bermakna konotatif.
·         Penggunaan aturan kebahasaan tidak
ketat.
·         Bersifat optinis.
·         Menyentuh rasa.
·         Menimbulkan kesan kuat dan indah dalam batin pembaca.
·         Bersifat nyata atau objektif
·         Menggunakan bahasa ilmiah.
·         Tidak ada pilihan kata, kalimat dan gaya bahasa.
·         Bermakna denotatif.
·         Penggunaan aturan kebahasaan ketat.
·         Bersifat faktatis.
·         Menyentuh pikiran.
·         Menimbulkan kesan logis dalam batin pembaca.


B.  Membaca Cepat
Membaca merupakan proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis, mencakup isi dan makna bacaan (Tarigan; 1989). (Soedarso, 2000). Membaca cepat merupakan semacam latihan untuk mengelola secara cepat proses penerimaan informasi. Membaca cepat ini yang diutamakan adalah kecepatan dan daya serap terhadap isi bacaan.
Kecepatan membaca melatih kemampuan seseorang dalam menggerakkan mata secara cepat dan tepat pada saat membaca sehingga diperoleh rata-rata kecepatan baca berupa jumlah kata per menit. Sementara itu, kemampuan membaca berkaitan dengan kemampuan kognitif (ingatan, pikiran, dan penalaran) seseorang dalam kegiatan membaca. Kemampuan kognitif yang dimaksud adalah kemampuan dalam menemukan dan memahami informasi yang tertuang dalam bacaan secara tepat dan kritis. Seseorang dapat dikatakan mempunyai kemampuan membaca yang baik jika ia mampu memahami isi bacaan tersebut minimal 70 persen.
Hambatan yang mempengaruhi kecepatan membaca ada enam hal, yaitu:
1.     Vokalisasi (dengan bersuara).
2.    Menggerakkan bibir (bibir berkomat-kamit).
3.    Menunjuk kata demi kata dengan jari.
4.    Menggerakkan kepala dari kiri ke kanan (mengikuti tulisan yang dibca).
5.    Regresi (membaca ulang yang sudah dibaca).
6.    Subvokalisasi (Melafalkan dalam batin/ pikiran)..
Ukuran kecepatan membaca adalah kata per menit (KPM), yaitu ada beberapa kata yang dapat dibaca setiap menitnya rumusnya adalah:


Kecepatan Membaca = (Jumlah Kata : Jumlah detik) X 60 = ……………kata per menit.


Ukuran kecepatan membaca adalah kata per menit (KPM). Berikut adalah standar ukuran kecepatan membaca berdasarkan tingkatan sekolah:
a.    Siswa SD minimal kecepatan 200 KPM.
b.    Siswa SMA minimal kecepatan 250 KPM.
c.    Mahasiswa minimal Kecepatan 325 KPM.

1. Teknik membaca cepat
a)    Teknik pindai (scanning) adalah membaca cepat untuk menentukan atau memperoleh suatu informasi tanpa membaca secara lengkap bagian-bagian yang tidak perlu. Dalam kegiatan sehari-hari scanning biasanya digunakan untuk mencari nomor telepon, kata padakamus, entripadaindeks, angka-angka statistik, acara siaran TV, dan daftar perjalanan.
b)   Teknik layap (skimming) adalah membaca cepat untuk mengambil intisari dari suatu bacaan, berupa ide pokok atau detail penting.

2. Model membaca cepat
a.    Model garis per garis (line by line)
Membaca model ini kata-kalimat dalam bahan bacaan dibaca secaraberurutan dari baris pertama hingga baris terakhir secara berurutan.Model ini biasa digunakan untuk bacaan yang bersifat padat, materi bacaan yang relatif baru (masinh asing, atau banyak menggunakan kata-kata atau istilah asing.
b.    Model spiral
Model ini, ketika kita membaca tidak membaca seluruh isi bacaan, tetapi dibaca secara zig-zag seperti spiral. Dengan model ini kita dapat menyimpulkan sendiri dari kata-kata kunci yang kita baca.
c.    Model melingkar (mencari kata kunci)
Membaca model ini pembaca tidak membaca semua kata / kalimat dalam bacaan dalam bacaan tetapi dicari kata kunci. Kata-kata kunci ini menjadi acuan untuk memahami isi bacaan dan dihubungkan melalui logika dan pemikiran pembaca. Model ini biasaya digunakan untuk membaca informasi yang sifatnya ringan (koran, majalah, dll)

3. Tujuan membaca cepat
Membaca cepat bertujuan untuk memahami intisari bacaan dan bagian-bagiannya yang kecil-kecil pada sebuah teks. Melalui membaca cepat ini terdapat beberapa keuntungan yaitu ketika seseorang sedang dalam keadaan terdesak waktu dan membutuhkan informasi segera, memberi kesempatan untuk membaca lebih luwes, serta pembaca akan memperoleh pengetahuan yang luas mengenai apa yang dibacanya. Tingkat kemampuan membaca yang dikenal dengan istilah “reading rate” ini memiliki peranan yang sangat signifikan di dalam memacu kelancaran proses pembelajaran seorang siswa atau mahasiswa di sekolahnya.

4. Ketentuan membaca cepat.
Membaca cepat tidak hanya terkait dengan teknik mengenali kumpulan kata ataupun menghilangkan kebiasaan buruk yang menghambat. Salah satu aspek yang dilupakan adalah sikap atau postur tubuh ketika membaca. Berikut ini adalah beberapa sikap membaca yang terbaik saat membaca.
a)   Rileks: tubuh rileks membantu penyerapan informasi yang lebih baik. Di samping itu, posisi yang rileks sekaligus meningkatkan konsentrasi dan kecepatan. Carilah tempat duduk yang nyaman, punggung tegak, dan leher dalam kondisi rileks. Hindari kursi yang terlalu santai dan miring ke belakang karena cenderung merangsang tubuh menjadi malas dan mengirim sinyal untuk membaca dengan santai.
b)  Jarak antara mata dan tulisan: lakukan hal yang sering diajarkan oleh para guru dan orang tua kita, jaga jarak yang baik antara mata dan tulisan. Jangan terlalu dekat dan jangan terlalu jauh. Jarak yang terlalu dekat akan mempengaruhi bidang pandang dan membuat mata bekerja lebih keras. Jarak yang terlalu jauh membuat tulisan kurang jelas dan kabur. Jarak ideal untuk membaca adalah 30 cm.
c)   Hindari gerakan tubuh yang tidak perlu: terkadang ada orang yang melakukan kegiatan menepuk-nepukkan pulpen di pipi saat membaca. Gerakan tubuh tersebut merupakan respons alami tubuh ketika sedang berpikir, menganalisis, gelisah, atau tidak yakin akan sesuatu. Di sisi lain, gerakan tersebut juga mengambil energi yang sebenarnya bisa difokuskan untuk kegiatan membaca itu sendiri.
d)  Perhatikan gerakan mata: ketika membaca sebaiknya yang bergerak adalah mata bukan kepala.
e)  Tidak boleh bersuara: ketika melakukan kegiatan membaca cepat hendaknya tidak boleh bersuara karena hal tersebut akan mengganggu konsentrasi si pembaca.
f)   Teknik baca lompat: teknik baca lompat maksudnya adalah ketika membaca sebuah teks yang dibaca adalah kata-kata pentingnya saja. Kata-kata yang sering dijumpai seperti misalnya kata penghubung dan hendaknya tidak dibaca. Hal tersebut bertujuan untuk menghemat waktu ketika membaca.

Berikut latihan yang dapat Anda lakukan. Coba lihat tulisan pada kolom pertama (paling kiri) kemudian temukan kata yang sama pada 4 kolom berikutnya. Lakukan proses ini dengan cepat dan sekali lirik. Semakin cepat dan akurat Anda mengenalinya berarti semakin cepat pula kemampuan asosiasi Anda terhadap kata-kata tersebut.
1. Latihan mengenali kata


Lakukan latihan tersebut dengan cepat. Rasakan mata Anda berpindah cepat dari kolom acuan ke kolom yang harus ditemukan.

2. Latihan mengenali kelompok kata
Latihan kedua adalah mengenali kelompok kata (frasa). Anda telah mengenal kata-kata ini sebelumnya. Sama seperti latihan sebelumnya lakukan dengan cepat untuk menemukan frasa yang sama pada kolom pertama di ketiga kolom lainnya.



Latihlah kedua hal di atas sampai Anda dapat mengenali dengan cepat sebuah kata dan kelompok kata (frasa). Dengan demikian, ketika proses membaca cepat dilakukan, pengenalan kata tidak tertinggal. Ibarat seorang pembalap, meskipun berkendara dengan kecepatan tinggi, Anda tetap awas atas apa-apa yang ada di depan, kiri dan kanan.

3. Latihan Mempercepat Gerakan Mata
Setelah Anda melatih kecepatan mengenali kata dengan akurat, sekarang kita akan mulai berlatih mempercepat gerakan mata. Dalam proses membaca seseorang melakukannya dengan menangkap kata per kata atau bahkan suku kata per suku kata.
Perhatikan contoh berikut. Inilah yang biasanya dilakukan banyak orang ketika membaca.


Tidak hanya itu kadangkala proses membaca bisa menjadi jauh lebih lambat jika ada proses mengeja per suku kata. Ini yang biasanya dilakukan ketika seorang anak mulai belajar membaca.


Dalam membaca cepat kita akan melatih menangkap dua, tiga, empat atau bahkan lima kata sekaligus sehingga mempercepat proses pembacaan.


Ini adalah latihan yang lakukan ketika melatih kemampuan membaca cepat sekitar tahun 1997 dulu. Caranya adalah dengan membuat garis lurus vertikal di buku atau bahan bacaan. Dengan demikian, keseluruhan teks akan terbagi menjadi beberapa bagian. Cara ini baik dipakai untuk melatih membiasakan mata melihat sekelompok kata sekaligus.
Perhatikan contoh tulisan berikut yang diberi garis putus-putus sehingga membaginya menjadi empat kelompok.


Sumber: Republika, Rabu, 28 April 2004

Cara membacanya adalah paksakan mata Anda mengikuti kelompok yang dibuat oleh garis tadi. Dengan demikian, ketika pada baris pertama, Anda akan membaca kata “fenomena pria” sekaligus pada kolom pertama, kata “metroseksual yang kini” pada kolom kedua, kata “melanda seluruh dunia” pada kolom ketiga, dan kata “termasuk di kota-kota” pada kolom keempat. Lakukan hal yang sama pada baris-baris berikutnya.
Dengan cara ini, Anda akan memaksa mata melihat kelompok kata sesuai lebar garis yang Anda tentukan. Lakukan pergerakan tersebut dengan berirama sampai Anda terbiasa dengan pola 4 kali melihat dalam satu baris. Selanjutnya jika Anda sudah merasa mantap, jangkauan bisa diperlebar dengan melihat 3 kali dalam satu baris. Lakukan terus menerus sampai Anda dapat membaca dengan pola seperti itu tanpa perlu dibantu garis.
Sampai nantinya Anda bisa melakukannya dalam 2 kali lihat per baris atau bahkan beberapa orang bisa membacanya cukup 1 kali lihat perbaris. Cukup menantang bukan?


1 komentar: